SERBA-SERBI PEMBUATAN SUSU FERMENTASI KEFIR
Oleh
Sejarah Kefir sejalan dengan sejarah produk fermentasi susu. Produk
susu fermentasi diperkirakan sudah dikenal sejak 6.600 SM oleh
masyarakat di kawasan Timur Tengah yang hidup secara nomaden atau
berpindah-pindah. Umumnya mereka hidup dengan beternak, mengambil susu
dan daging sebagai sumber makanan. Susu hasil ternak itu mereka
kumpulkan dalam kantung yang terbuat dari kulit kambing atau bagian
perut hewan ruminansia. Pengambaraan yang mereka lakukan dibawah terik
matahari dengan membawa kantung susu tersebut menjadikan aktivitas
mikroorganisme yang ada pada kulit kambing (sebagai kantung susu)
memfermentasi susu menjadi gumpalan (curd). Secara terus menerus mereka
secara tidak disengaja mekonsumsi hasil fermentasi susu dan ternyata
tercatat memberikan dampak kesehatan, dan mereka berumur panjang.Inilah
awal dikenalnya produk susu fermentasi.
Asal mula nama Kefir
diduga dari dari bahasa Turki ‘Keif’, yang berarti keadaan atau kondisi
yang baik. Kefir merupakan produk susu yang berasa asam, alkoholik, dan
karbonat, yang berasal dan banyak dikonsumsi di kawasan Kaukasia. Di
daerah Rusia, kefir merupakan minuman populer yang diproduksi dan
diperdagangkan dalam jumlah besar.
Dalam beberapa catatan
sejarah disebutkan bahwa kefir berasal dari kawasan Eropa Tenggara, yang
dikenal dengan Kaukasus, terletak diantara Laut Hitam dan Laut Kaspia.
Masyarakat dibagian Utara Pegunungan Kaukasus telah mengkonsumsi kefir
selama berabad-abad, dan terbukti stamina serta kesehatan tubuh mereka
terjaga dengan baik, meraka rata-rata berumur panjang.
Penggunaan kefir dengan pemahaman modern yang berkhasiat bagi
penyembuhan, dan dilanjutkan dengan produksi kefir dalam skala besar
yang dilakukan Rusia tidak lepas dari cerita klasik yang dikenal dengan
rencana Blandov atau The Blandov’s Plan.
Sekumpulan dokter
Rusia mempunyai misi mendapatkan biji kefir agar dapat memproduksi kefir
untuk tujuan pengobatan. Rencana tim dokter ini disampaikan ke Blandov
bersaudara, yang memiliki bisnis olahan susu, yaitu Moscow Dairy, dan
industri keju di kawasan pegunungan Kaukasus.
Nikolia Blandov
mengirimkan seorang gadis cantik bernama Irina Sakharova, dan melakukan
pendekatan ke Pangeran Kaukasus (Bekmirza Barchorov) agar mau memberikan
sejumlah biji kefir. Singkatnya Irina berhasil mendapatkan 4,5 Kg biji
kefir. Pada September 1908, Irina Sakharova membawa botol berisi kultur
kefir pertama ke Moscow. Misi mendapatkan biji kefir ini disebut The
Blandov’s Plan.
Kefir dan Penyimpanannya
Bibit kefir
terdiri atas granula (butiran) mulai seukuran biji gandum sampai biji
kenari. Butiran itu tumbuh dari ukuran sangat kecil dan terus tumbuh
selama inkubasi. Sebanyak 50 g butiran kefir basah dapat tumbuh menjadi
dua kali lipat dalam 7 – 10 hari jika dipindahkan ke dalam 500 ml susu
segar enam kali seminggu. Untuk menumbuhkan bibit kefir dapat digunakan
susu penuh, susu skim, atau whei susu yang telah dinetralkan.
Butiran-butiran bibit kefir terdiri atas mikroorganisme yang dikelilingi
oleh matriks berbentuk lendir yang terdiri atas gula polisakarida yang
disebut kefiran (ini diproduksi oleh bakteri tertentu). Bibit kefir juga
terdiri atas campuran berbagai bakteri dan kamir (ragi), masing-masing
berperan dalam pembentukan cita rasa dan struktur kefir.
Lactobacillus
Cocci
Yeast
L. acidophilus
Leuc. mesenteroides ssp. dextranicum
Candida kefir
L. kefir
Leuc. mesenteroides ssp. cremoris
Torulopsis holmii
L. kefirgranum
L.lactis ssp. Lactis
Saccharomyces delbrueckii
L. parakefir
L. lactis ssp. lactis var. diacetylactis
Kluyveromyces lactis
L. kefiranofaciens
L. lactis ssp. cremoria
K. marxianus ssp. bulgaricus
L. brevis
S. thermophilus
K. marxianus ssp. marxianus
L. cellobiosus
S. filant
Saccharomyces florentinus
L. casei ssp. alactosus
S. durans
S. globulus
L. casei ssp. rhamnosus
S. unisporus
L. helveticus
S. carlbergensis
L. delbrueckii ssp. lactis
C. pseudotropicalis
Torulaspora delbrueckii
(Fardiaz, 2000)
Hidayat et al (2006) mengatakan spesies mikroorganisme dalam bibit
kefir di antaranya Lactocococcus lactis, Lactobasillus acidophilus, Lb.
kefir, Lb. kefirgranum, dan Lb. parakefir yang berfungsi dalam
pembentukan asam laktat dari laktosa. Lb. kefiranofaciens sebagai
pembentuk lendir (matriks butiran kefir), Leuconostoc sp. membentuk
diasetil dari sitrat, dan Candida kefir pembentuk etanol dan
karbondioksida dari laktosa. Selain itu juga ditemukan Lb. brevis, dan
kamir (Torulopsis holmii dan Saccharomyces delbrueckii).
Bibit
kefir tidak dapat dikeringkan dengan pemanasan karena sebagian
mikroorganisme di dalamnya akan mati. Bibit kefir masih aktif jika
diawetkan dengan cara pengeringan beku (freeze drying). Tapi cara
terbaik menyimpan bibit kefir adalah dengan memindahkan bibit kefir lama
ke dalam susu yang dipasteurisasi secara berkala, diinkubasi semalam
dan disimpan dalam lemari es bersuhu 4 – 7oC. Dalam kondisi seperti ini
bibit kefir tetap aktif selama kurang lebih sebulan. (Fardiaz, 2000)
Beda Kefir Dengan Yoghurt
Kefir dan yoghurt adalah produk susu yang difermentasi, tetapi kedua
produk itu mengandung jenis bakteri menguntungkan yang berbeda. Bakteri
yang berperan dalam fermentasi yoghurt adalah Lactobacillus bulgaricus
dan Streptococcus thermophillus yang menghasilkan asam laktat yang
menyebabkan adanya rasa asam dalam yoghurt. Kefir mengandung beberapa
bakteri menguntungkan yang tidak ditemukan di yogurt, Lactobacillus
caucasus, Leuconostoc, spesies Acetobacter dan spesies Streptococcus.
Kefir juga mengandung yeast yang menguntungkan seperti halnya
Sacharomyces kefir dan Torula kefir, yang sangat mendominasi, mengontrol
dan menghilangkan yeast patogenik yang sangat merugikan
(destruktif/merusak) didalam tubuh.Yogurt mengandung bakteri
menguntungkan yang bersifat “transient” yang menjaga sistim pencernaan
bersih dan memberikan makanan unuk bakteri yang menguntungkanyang berada
disana. Tapi kefir sebenarnya dapat menbuat koloni didalam
usus,sebuah presentasi yang mana yogurt tidak dapat menyamainya.
yogurt merupakan komposisi dari sejumlah kecil benih keturunan murni
bakteri dengan tenggang kehidupan yang sangat pendek. Hal ini berarti
bahwa kultur yogurt lama kelamaan akan melemah seiring dengan
penggunaannya dan harus dibuang. Selain itu, perbedaan jenis starter
pada kedua produk menyebabkan hasil metabolit starter mikroba dan
kandungan nutrisi pada kefir jelas lebih bervariasi (kompleks) daripada
yoghurt. Metabolit kefir terdiri dari asam laktat, etanol, CO2,
sedangkan pada yoghurt hanya asam laktat saja. Perbedaan kefir dan
yoghurt dapat dilihat melalui table di bawah ini:
Faktor
Kefir
Yoghurt
Starter mikroba
Terdiri atas 30 jenis mikroba yang tergolong khamir dan bakteri
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus
Metabolit starter mikroba
Asam laktat,etanol,CO2
Asam laktat
Kandungan nutrisi
Lebih kompleks
Kurang kompleks
Disgestive
Lebih mudah dicerna
Lebih sulit dicerna
Metode Pembuatan
Tidak bisa metode backslope
Bisa metode backslope
Ketahanan
dalam usus
Lebih tahan
Lebih resisten
Perbedaan Kefir dan Yoghurt (Anonymous. 2011a)
Proses
Pembuatan kefir pada prinspinya sama dengan pembuatan yogurt. Pada
pembuatan kefir dilakukan beberapa tahapan proses sebelum akhirnya kefir
dapat dikonsumsi, tahap- tahap yang dibutuhkan adalah :
Pemanasan susu pada suhu 85C selama 30 menit atau 95C selama 5 menit :
pemanasan dilakukan untuk menghilangkan bakteri yang tidak diinginkan
pada susu yang kemungkinan bersifat pathogen, mempersiapkan susu sebagai
media pertumbuhan bibit kefir, serta untuk mendenaturasi protein pada
susu sehingga meningkatkan viskositas produk yang diperoleh.
Didinginkan sampai 22C
Suhu susu setelah dipanaskan diturunkan hingga mencapai ± 22C yang merupakan suhu optimum bagi pertumbuhan bibit kefir.
Penambahan bibir kefir
Bibit kefir yang terdiri dari beberapa jenis mikroba kemudian ditambahkan ke dalam susu untuk memulai fermentasi
Inkubasi selama 20 jam pada suhu 23C atau pada suhu 10C selama 2 hari
Inkubasi dilakukan untuk member waktu kepada mikroba untuk
berkembang biak dan menghasilkan hasil metabolit yang akan mempengaruhi
rasa dan aroma dari kefir. Hasilnya, susu akan membentuk gumpalan karena
protein di dalam susu mengalami denaturasi akibat adanya asam laktat
yang dihasilkan oleh mikroba dalam bibit kefir sehingga pH menurun.
Selama waktu berlangsungnya fermentasi, bakteri asam laktat
homofermentatif streptococci tumbuh dengan cepat, ditandai dengan
turunnya pH. Rendahnya pH membantu pertumbuhan lactobacilli, akan tetapi
menyebabkan jumlah streptococci berkurang. Adanya khamir pada biji
kefir, mendorong pertumbuhan bakteri streptokokus yang menghasilkan
aroma. Selama fermentasi, pertumbuhan bakteri asam laktat disokong oleh
khamir dan bakteri asam asetat
Penyaringan
Susu
yang telah menggumpal kemudian disaring untuk memisahkan antara biji
kefir dengan filtrat yang dapat dikonsumsi. Pemisahan ini juga bertujuan
suapaya fermentasi yang dilakukan oleh kefir tidak berlanjut.
Pendinginan
Setelah dilakukan penyaringan, filtrate hasil penyaringan
didinginkan pada suhu 50C selama 2-3 jam untuk memperpanjang umur simpan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Kefir
Selain itu dalam pembuatan kefir dibutuhkan beberapa pengendalian
proses untuk mendapatkan kefir yang siap untuk dikonsumsi. Beberapa hal
yang perlu dikendalikan adalah :
Lama Fermentasi
Waktu fermentasi yang direkomendasikan berkisar antara 12-72 jam .
Lama fermentasi ini juga dipengaruhi oleh suhu fermentasi. Waktu
fermentasi yg lama menurunkan rata-rata suhu fermentasi Waktu fermentasi
yg pendek meningkatkan rata-rata suhu fermentasi
pH susu
Tergantung pH bahan pangan yg difermentasi. Pada bahan pangan yg
sangat asam, khamir dan jamur cepat berkembang daripada bakteri karena
ketahanan asamnya lebih baik dari bakteri. Makanan yang mengandung asam
biasanya tahan lama, tetapi jika oksigen cukup jumlahnya dan kapang
dapat tumbuh serta fermentasi berlangsung terus, maka daya awet dari
asam tersebut akan hilang. Pada keadaan ini mikroba proteolitik dan
lipolitik dapat berkembang biak. Sebagai contoh misalnya susu segar yang
pada umumnya akan terkontaminasi dengan beberapa macam mikroba, Dalam
hal ini yang dominant mula-mula adalah Streptococcus lactis, sehingga
dapat menghasilkan asam laktat. Tetapi pertumbuhan selanjutnya dari
bakteri ini akan terhambat oleh keasaman yang dihasilkannya sendiri.
Oleh karena itu bakteri tersebut akan menjadi inaktif sehingga kemudian
akan tumbuh bakteri jenis Lactobacillus yang Iebih toleran terhadap asam
daripada Streptococcus. Lactobacillus juga akan menghasilkan asam lebih
banyak lagi sampai jumlah tertentu yang dapat menghambat pertumbuhannya
Selama pembentukan asam tersebut pH susu akan turun sehingga terbentuk
“curd” susu. Pada keasaman yang tinggi Lactobacillus akan mati dan
kemudian tumbuh ragi dan kapang yang lebih toleran terhadap asam. Kapang
akan mengoksidasi asam sedangkan ragi akan menghasilkan hasil-hasil
akhir yang bersifat basa dari reaksi proteolisis, sehingga keduanya akan
menurunkan asam sampai titik di mana bakteri pembusuk proteolitik dan
lipolitik akan mencerna “curd” dan menghasilkan gas serta bau busuk.
Suhu fermentasi
Suhu terbaik untuk melakukan fermentasi kefir adalah 22-30°C .
Setiap bakteri dan kultur punya syarat suhu spesifik untuk
pertumbuhannya, suhu yang rendah akan menyebabkan waktu fermentasi yg
lama sedangkan suhu yang lebih tinggi akan mempersingkat waktu
fermentasi. Suhu
yang lebih tinggi dari 40oC pada umumnya menurunkan kecepatan pertumbuhan dan pembentukan asam oleh bakteri asam laktat
Wadah/tempat fermentasi
Wadah yg cocok untuk melakukan fermentasi adalah gelas yg terbuat
dari tanah atau porselen. Wadah yang terbuat dari tembaga &
alumunium tidak cocok untuk fermentasi karena dalam proses fermentasi
dihasilkan asam laktat yang bersifat korosif
Cara memperpanjang umur simpan
Supaya kefir dapat disimpan sampai beberapa saat harus dilakukan
penggantian susu yg di gunakan sbg makanan bibit setiap beberapa minggu
dan bibit dipelihara agar benar-benar aktif Setelah difermentasi kefir
yang telah jadi sebaiknya disimpan pd lemari pendingin (4°C) untuk
memperpanjang umur simpan, selain itu kefir dapat dimatangkan pada suhu
10-18°C utk 1-4 hari sehingga menghasilkan aroma lbh kuat
Kualitas
Menurut Codex Standar Alimentarius dalam Standar Codex untuk Susu
Fermentasi (CODEX STAN 243-2003) tahun 2003 komposisi akhir dari kefir
harus mengandung :
Komposisi
Jumlah
Protein (%)
Min 2.8
Lemak (%)
< 10
Asam laktat (%)
Min 0.6
pH
<4,65
Etanol (%)
0.01 – 0.1 %
Jumlah kultur starter (cfu/g)
Min 107
Yeast (cfu/g)
Min 104
Perubahan yang Terjadi Selama Proses Pembuatan Kefir
Dalam proses fermentasi kefir oleh bibit kefir akan terjadi
perubahan baik rasa,aroma maupun tekstur dari susu. Perubahan ini
disebabkan oleh hasil metabolit yang dihasilkan oleh mikroba yang ada di
dalam penambahan bibit kefir. Adapaun beberapa perubahan yang terjadi
adalah :
Keasaman kefir berkisar antara 0,85% menjadi 1,0%
karena adanya pemebentukan asam laktat dari laktosa oleh mikroba-mikroba
seperti Lactococcus lactis, Lactobacillus acidophilus, Lb. kefir, Lb.
kefirgranum, Lb. parakefir.
pH menurun sampai di bawah 4,5 karena adanya asam laktat yang terbentuk.
Terbentuk karbon dioksida (0.08% – 0,2 %) sehingga produk mempunyai
rasa karbonat. Karbon dioksida yang terbentuk diperoleh dari Candida
kefir yang selain menghasilkan karbon dioksida juga menghasilkan etanol.
Adanya yeast (Candida kefir) menghasilkan etanol pada kefir (0,5% – 1%)
Susu menjadi lebih mengental karena adanya Lb. kefiranofaciens yang membentuk lender (matriks butiran kefir)
Terbentuk aroma yang khas yang berasal dari senyawa diasetil dari sitrat yang dihasilkan Leuconostoc sp.
Nutrisi Kefir
Kandungan zat gizi kefir hampir sama dengan susu yang digunakan
sebagai bahan kefir namun memiliki berbagai kelebihan bila dibandingkan
dengan susu segar. Kelebihan tersebut yaitu adanya :
1) asam
yang terbentuk dapat memperpanjang masa simpan, mencegah pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk sehingga mencegah pertumbuhan mikroorganisme
patogen dan meningkatkan keamanan produk kefir
2) meningkatkan ketersediaan vitamineral (B2, B12, asam folat, fosfor dan kalsium) yang baik untuk tubuh
3) mengandung mineral dan asam amino esensial (tryptopan) yang
berfungsi sebagai unsur pembangun, pemelihara, dan memperbaiki sel yang
rusak serta memberikan efek relaksasi bagi sistem saraf sehingga dapat
mengobati penderita insomnia
4) fosfor dari kefir membantu karbohidrat, lemak dan protein dalam pembentukan sel serta untuk menghasilkan tenaga
5) mengandung kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) serta Chromium (Cr) sebagai unsure mineral mikro esensial
Nutritonal Atributes
Nutritional components
Consentration
Vitamin (mg/kg)
Vitamin B1
<10
Vitamin B2
<5
Vitamin B5
3
Amino Acid (mg/100g)
Treonine
182
Lysine
376
Valine
220
Isoleusine
262
Methionine
137
Phenylalanine
231
Tryptophan
70
Mineral Macro-elements (%)
Potassium
1,65
Calsium
0,86
Magnesium
1,45
Phosphorus
0,30
Micro-elements (mg/Kg)
Copper
7,32
Zinc
92,7
Iron
20,3
Manganese
13,0
Cobalt
0,16
Molybdenum
0,33
Manfaat Kefir
Sebagai susu fermentasi, kefir mengandung berbagai macam manfaat
kesehatan. Manfaat yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi kefir antara
lain :
Kefir mudah dicerna, membersihkan usus, menekan bakteri patogen dan meningkatkan jumlah bakteri menguntungkan (probiotik)
Mengatasi sembelit, mengatasi rasa kembung perut (mengurangi gas dalam perut)
Membersihkan seluruh tubuh dari racun (detoksifikasi)
Mengatasi depresi dan ADHD (attention deficit hyperactivity
disorder yang artinya penderita yang tak dapat konsentrasi karena
hiperaktif)
Meningkatkan fungsi kekebalan tubuh
Membantu penderita lactose-intolerance
Lactose-intolerance atau ketidakmampuan mencerna laktosa itu
terjadi karena seseorang tidak dapat memproduksi enzim
beta-galaktosidase oleh sel epitel usus halus akibat kelainan genetik.
Jika orang itu mengkonsumsi susu, laktosa dalam usus halus tidak dapat
dicerna menjadi galaktosa dan glukosa sebelum diangkut ke dalam tubuh
untuk metabolisme lebih lanjut. Molekul laktosa yang tidak dapat diserap
tubuh kemudian masuk ke dalam usus besar dan dihidrolisis oleh bakteri
yang memproduksi beta-galaktosidase. Galaktosa dan glukosa yang
terbentuk akan dimetabolisme oleh bakteri homofermentatif dan
heterofermentatif menghasilkan asam dan sejumlah gas di dalam usus besar
sehingga orang tersebut akan menderita diare, kembung, dan sakit perut.
Produk fermentasi susu sangat baik bagi penderita lactose-intolerance
karena sebagian besar laktosa sudah dipecah oleh bakteri asam laktat
sehingga kandungan laktosanya rendah. Selain itu bibit (starter) kefir
juga merupakan sumber enzim beta-galaktosidase untuk memecah laktosa
dalam susu.
Penurun kolesterol dan risiko kanker
Beberapa galur (strain) bakteri asam laktat mampu melakukan metabolisme
kolesterol dari makanan dalam usus halus sehingga tidak diserap tubuh.
Beberapa galur bakteri asam laktat mampu melakukan dekonyugasi garam
bile dalam usus halus untuk mencegah absorpsi kembali oleh tubuh
sehingga merangsang hati untuk mensintesis lebih banyak garam bile dari
kolesterol serum. Kedua hal itu menurunkan kadar kolesterol serum.
Selain itu beberapa penelitian juga membuktikan, mengkonsumsi produk
fermentasi susu yang mengandung bakteri asam laktat dapat menurunkan
risiko timbulnya kanker atau tumor dalam saluran pencernaan. Sebab,
bakteri asam laktat yang hidup dalam produk fermentasi susu menekan
pertumbuhan bakteri lain di dalam saluran pencernaan. Bakteri yang tidak
diinginkan itu dalam saluran pencernaan memproduksi beberapa enzim
tertentu, misalnya betaglukuronidase dan azoreduktase yang dapat
mengubah senyawa prokarsinogen dalam makanan menjadi karsinogen
(misalnya nitrit menjadi nitrosamin), yaitu senyawa penyebab kanker.
Kontrol terhadap pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan itu dapat
menurunkan pembentukan karsinogen sehingga mengurangi risiko kanker
kolon (usus besar). Bakteri asam laktat juga merangsang pergerakan isi
saluran pencernaan sehingga menurunkan konsentrasi prokarsinogen dan
karsinogen dalam saluran pencernaan.
Mengurangi gejala
kegelisahan karena susu mengandung Lactalbumin : Meningkatkan tingkat
serotonin pada otak, yang mana dapat memperbaiki suasana hati pada saat
stress.
Kefir dapat mengobati diabetes karena nutrisi pada kefir menyediakan bahan-bahan untuk memperbaiki sel insulin yg rusak
Adanya kandungan asam amino triptofan dapat memberikan efek
relaksasi bagi sistem saraf sehingga dapat mengobati penderita
insomnia.by KEFIR PRODUCTION
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAdakan SNI (standar nasional indonesia) tentang produk kefir?
BalasHapusuntuk syarat mutu kefir lebih cocok menggunakan SNI yoghurt atau SNI susu fermentasi berperisa?
mohon jawabannya.. terimakasih